Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PELOKASIAN (LOCATING) BENDA KERJA PADA JIG DAN FIXTURE

Pelokasian (Locating) Benda Kerja Pada Jig dan Fixture

Penggunaan jig dan fixture pada proses produksi bertujuan agar dapat memproses benda kerja secara cepat, tepat dan berulang. Dengan tujuan tersebut, peletakan benda kerja harus dapat dilakukan dengan semudah mungkin dengan kedudukan atau posisi benda kerja tetap pada posisinya (tidak berubah saat pengerjaan) agar dihasilkan produk sesuai dengan yang diinginkan. Berdasarkan salah satu riset yang dilakukan di Amerika, 80% dari perancangan jig dan fixture adalah aspek pelokasian (locating).

Pelokasian (locating) berbeda dengan penumpu (supporting). Pelokasian digambarkan sebagai satu kesatuan fungsi peletakan benda kerja sedangkan penumpu adalah satu komponen yang menumpu benda kerja. Faktor - faktor yang dapat mempengaruhi pelokasian (locating) benda kerja pada jig dan fixture yaitu:

  • Bentuk geometri benda kerja
  • Hubungan antar dimensi dalam benda kerja
  • dimensi dan toleransi benda kerja
  • Kekasaran permukaan benda kerja
  • Bahan dan sifat benda kerja
  • Jenis pengerjaan
  • Jumlah benda kerja yang diproses pada sekali cekam

Aturan Dasar Pelokasian (Locating)

Pada jig dan fixture terdapat aturan dasar pelokasian, yaitu:

Peletakan lokator

Penempatan benda kerja sebisa mungkin menggunakan permukaan yang sudah mendapatkan pengerjaan. Hal ini bertujuan untuk menjamin kemampuan pengulangan pengerjaan dan akurasi peletakan benda kerja. Posisi lokator (baian yang memposisikan benda kerja) sebisa mungkin dibuat berjauhan. Penggunaan lebih dari satu lokator dapat menjamin kontak yang sempurna pada benda kerja.

Toleransi benda kerja

Ukuran toleransi yang dijadikan pelokasian harus diketahui dan difahami terlebih dahulu oleh seorang desainer pada saat akan merancang jig dan fixture. Pada umumnya, penggunaan toleransi untuk pelokasian digunakan anara 20% sampai dengan 50% dari ukuran benda kerja. Contoh, sebuah lubang yang memiliki toleransi ±0,1 akan digunakan untuk pelokasian benda kerja maka ukuran toleransi lokatornya antara ±0,2 sampai dengan ±0,5. Pertimbangan lainnya dari penggunaan toleransi ini adalah perbedaan deviasi ukuran minimum benda kerja yang diproses, misalnya dari 1000 produk yang akan diproses, ukuran terkecil diameter yang digunakan sebagai lokator adalah 31,496 mm dan ukuran terbesar 32, 256 mm. Jika lokator dibuat dengan menggunakan ukuran nominal saja 32,000 mm berarti benda kerja yang memiliki ukuran antara 32 sampai dengan 32,256 tidak dapat diposisikan dengan baik.

Pencegahan terbalik (foolproofing)

Peletakan benda kerja pada jig dan fixture harus dijamin (dipastikan) hanya dapat dilakukan jika benda kerja diletakan atau diposisikan pada posisi yang tepat. Hal ini harus difikirkan oleh desainer agar benda kerja tidak dapat dipasangkan jika dalam posisi terbalik.

Duplikasi lokator

Perhatikan gambar berikut:

Pada gambar A peletakan benda kerja dapat menyebabkan ketidakteraturan dan memungkinkan adanya biaya tambahan. Pemecahan masalah dari kasus tersebut dapat dilakukan seperti yang terlihat pada gambar B dan gambar C.

Tuntutan Pada Pelokasian

Untuk membantu proses pelokasian benda kerja pada lokator terdapat beberapa tuntutan yang harus dipenuhi, yaitu:

  • Pemilihan bentuk dan jenis lokator harus menjamin peletakan benda kerja yang mudah, cepat dan tepat baik terhadap alat potong maupun terhadap mesin dan elemen benda kerja
  • Pemosisian benda kerja harus dapat dilakukan dengan mudah meskipun secara berulang ulang
  • Lokator untuk benda kerja yang besar dan memiliki sifat mudah berubah seperti benda tuangan harus dapat distel kedudukannya
  • Posisi benda kerja tidak berubah akibat pencekaman dan pada saat proses berlangsung
  • Lokator yang dapat diatur harus ringan dan mudah pengaturannya

Post a Comment for "PELOKASIAN (LOCATING) BENDA KERJA PADA JIG DAN FIXTURE"