Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

ASPEK - ASPEK TEKNIS PEMBUATAN JIG DAN FIXTURE

Aspek - Aspek Teknis Pembuatan Jig dan Fixture

Penggunaan jig dan fixtur pada proses pengerjaan benda kerja dimaksudkan agar terciptanya proses kerja yang lebih cepat dan berulang dengan benda kerja yang dihasilkan sesuai dengan keinginan. Jig dan fixture yang dibuat dengan baik akan dapat menghasilkan benda kerja yang baik juga dengan pengerjaan yang tentunya lebih mudan. Terdapat beberapa aspek teknis yang harus dipenuhi pada saat perancangan dan pembuatan jig dan fixture agar dapat tercipta jig dan fixture yang baik. Aspek - aspek teknis pembuatan jig dan fixture yang harus dipenuhi tersebut adalah:

Peletakan Benda Kerja (Locating)

Benda kerja yang ditempatkan pada jig dan fisture harus memiliki ruang yang cukup dan terhindar dari pemasangan benda kerja yang terbalik atau salah pasang sehingga tidak akan terjadi salah pengerjaan benda kerja. Titik peletakan benda kerja harus terlihat jelas oleh operator. Untuk benda kerja mentah seperti benda - benda tuangan (casting), peletakannya harus dapat diatur (adjustable) untuk menghindari kesalahan penempatan benda kerja karena adanya locator yang aus atau adanya variasi dari ukuran benda kerjanya sendiri.

Pencekaman (Clamping)

Peletakan pencekam serta besarnya gaya pencekaman terhadap benda kerja harus benar - benar dapat meniadakan gaya reaksi akibat adanya gaya luar yang terjadi pada saat proses pengerjaan. Gaya cekam yang dilakukan terhadap benda kerja jangan sampai merusak benda kerja terutama permukaan benda kerja yang bersentuhan langsung dengan pencekam. Pencekaman harus dapat dilakukan dengan mudah dan logis.

Penanganan (Handling)

Komponen - komponen dari jig dan fixture secara keseluruhan harus memiliki bobot yang ringan sehingga dapat dengan mudah dinaikturunkan dan dipasangkan ke mesin. Pada pagian sisi jig dan fixture tidak diperbolehkan adanya sisi yang tajam yang dapat melukai operator.

Kelonggaran (Clearance)

Pada jig dan fixtur harus tersedia ruang yang cukup untuk pembuangan beram hasil pemitingan. Selain itu adanya celah untuk operator membersihkan beram yang tersumbat juga harus diperhatikan.

Kekakuan/Stabilitas (Regidity/Stability)

Meskipun jig dan fixtur diharapkan dapat dirancang dengan seringan mungkin, jig dan fixture juga memerlukan kestabilan dan proporsional terhadap ukuran benda kerja dan gaya luar yang bekerja. Jika diperlukan dapat digunakan pengikatan baut dan mur terhadap mesin.

Bahan (Material)

Komponen utama jig dan fixture yang mendapat gesekan dan atau tumbukan gaya harus menggunakan tool steel atau bahan biasa yang mendapatkan perlakuan khusus (dikeraskan). Pengunaan material sisipan (insert) pada bagian yang bergesekan dimaksudkan agar dapat diganti hanya bagian tersebut saja pada saat terjadi keausan. Jika menggunakan komponen yang dilas maka perlu dilakukan stress relief setelah pengelasan atau sebelum pemesinan untuk menghindari tegangan dalam atau lentingan yang diakibatkan karena pengelasan. Selain itu penggunaan material juga harus memperhatikan material - material standar yang tersedia di pasaran.

Toleransi (Tolerance)

Toleransi pengerjaan komponen jig dan fixture yang berhubungan dengan hasil proses adalah sepertiga dari toleransi benda kerja. Misalnya jarak lubang yang akan diproses pada benda kerja memiliki toleransi ±0,3 mm maka toleransi pada jignya untuk setting jarak antar pengarah (bush) adalah ±0,1mm.

Itulah aspek - aspek teknik pembuatan jig dan fixture yang harus dipenuhi

Post a Comment for "ASPEK - ASPEK TEKNIS PEMBUATAN JIG DAN FIXTURE"