Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT

Parameter Pemotongan Mesin Bubut - Pekerjaan membubut harus dilakukan seefektif dan seefisien mungkin. Jika membubut dapat dilakukan dengan efektif dan efisien maka akan diperoleh keuntungan yang maksimal.

Efektif dalam proses membubut berarti jumlah yang sebanyak - banyaknya yang dihasilkan dari proses pembubutan dalam waktu yang sesingkat - singkatnya. Sedangkan efisien yaitu biaya yang dikeluarkan seminimal mungkin untuk menghasilkan benda kerja.

Untuk mencapai pekerjaan pembubutan yang efektif dan efisien, terdapat beberapa parameter pemotongan yang harus diperhatikan yaitu kecepatan putar (speed), kecepatan asutan (feed rate) dan kedalaman penyayatan (depth of cut).

1. Kecepatan Putar (Speed)

Kecepatan putar adalah jumlah putaran benda kerja dalam satu menit yang dilambangkan dengan "n". Satuan untuk kecepatan putar adalah RPM (Rotary Per Minute). Kecepatan putar dan diameter benda yang dibubut menjadi pedoman utama untuk menghitung kecepatan potong (cutting speed).

Kecepatan potong (cuttinng speed) adalah panjang tatalan yang diasumsikan tidak terputus yang dihasilkan dalam satu menit. Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa dalam satu menit berapa banyak jumlah pahat mengelilingi benda kerja dan melakukan pemotongan benda kerja. Jika panjang total yang dihasilkan besar, itu berarti bahwa pahat seolah mengelilingi benda kerja lebih banyak. Satuan dari kecepatan potong adalah meter/menit.

Kecepatan potong tidak boleh terlalu besar atau melebihi batas maksimal agar pahat tidak mengalami keausan karena kelebihan panas. Kecepatan potong dan kecepatan putar dapat dihitung dengan rumus berikut:

 atau 

Keterangan:

CS    : Cutting Speed (Meter/Menit)
D      : Diameter Benda Kerja (mm)
n       : Kecepatan Putar (RPM)
1000 : Konversi dari mm Ke Meter

Kecepatan potong sangat dipengaruhi oleh material pahat yang digunakan maupun benda kerjanya. Selain ditentukan dengan rumus di atas, cutting speed juga dapat dilihat pada tabel cutting speed berdasarkan uji coba yang dilakukan oleh produsen alat potong. Berikut adalah contoh tabel cutting speed pahat HSS dan pahat karbida untuk berbagai material benda kerja.

2. Kecepatan Asutan (Feed Rate)

Kecepatan asutan (feed rate) adalah jarak pergeseran pahat setiap satu putaran benda. Kecepatan asutan yang besar akan menghasilkan lead yang besar, walaupun pengerjaan lebih cepat tetapi permukaan benda menjadi lebih kasar. Oleh karena itu kecepatan asutan yang besar hanya digunakan untuk proses pembubutan kasar (rough cut). Kecepatan asutan yang besar digunakan jika pengerjaan benda lebih diutamakan kecepatan pengerjaannya daripada kehalusan permukaan benda kerjanya.

Untuk menghasilkan permukaan benda kerja yang halus, kecepatan asutan harus diatur sekecil mungkin karena kecepatan asutan yang kecil akan menghasilkan lead yang kecil juga. Semakin rapat (semakin kecil) lead maka akan semakin halus benda yang dihasilkan. Kecepatan asutan yang kecil biasanya digunakan untuk proses pengerjaan akhir (finishing).

Kecepatan asutan disimbolkan dengan (F) dan satuannya adalah mm/rev atau mm/putaran. Besarnya kecepatan asutan untuk pahat bubut jenis HSS dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Penyetelan kecepatan asutan mesin bubut dapat mengikuti tabel kecepatan asutan yang terdapat pada setiap mesin bubut.

3. Waktu Pengerjaan (Machining Time)

Waktu pengerjaan (machining time) adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penyayatan dengan panjang tertentu dalam satu siklus penyayatan (satu tahap pembubutan).Waktu pengerjaan dapat dihitung dengan rumus berikut:

Keterangan:

T    : Waktu Pengerjaan (menit)
L    : Panjang Bagian yang Dibubut (mm)
F    : Asutan (mm/putaran)
n    : Putaran Mesin (RPM)

4. Kedalaman Penyayatan (Depth of Cut)

Kedalaman penyayatan (depth of cut) yaitu kedalaman penusukan pahat pada benda kerja. Hasil pembubutan tidak berhubungan langsung dengan kedalaman penyayatan, akan tetapi kedalaman penyayatan erat kaitannya dengan beban kerja mesin. Kedalaman penyayatan disesuaikan dengan kemampuan mesin bubut dan jenis pekerjaannya. Biasanya kedalaman penyayatan besarnya lima kali besar kecepatan asutan.

Itulah beberapa parameter pemotongan mesin bubut yang harus diperhatikan untuk menghasilkan proses pebubutan yang efektif dan efisien. Jika terdapat parameter yang tidak terpenuhi maka akan timbul potensi terjadinya masalah selama proses penyayatan material. Sesuai atau tidaknya parameter pemotongan dapat diketahui dari gejala yang timbul selama pembubutan seperti berikut ini:

a. Suara bising atau kasar
b. Getaran pada alat potong yang berlebihan
c. Putaran mesin terasa berat
d. Panas berlebih

4 comments for "PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT"